(27 Februari 2012)
Hari pertama kerja aku
sudah disibukkan dengan data-data yang harus diinput ke dalam komputer. Hari
pertama yang melelahkan karena aku masih bingung dengan data yang harus
kuinput. Kebayang kan, seorang sarjana gizi dihadapkan dengan data-data tentang
tanah dan barang tambang lain. Bergelut dengan istilah-istilah tambang yang
sama sekali asing di telinga, menghitung kadar H2O tanah, dan membuat
barcode.
Hari pertama saja aku sudah
tidak betah bekerja, tapi keinginan untuk menjaga nama baik Om yang membuatku
bertahan, hanya hingga kontrakku habis. Apalagi setelah aku tahu, ternyata
dibalik kepergianku ke kendari ada konspirasi terselubung antara ibuku, Om dan
tante. Yang ternyata dari awal niatnya memang ingin memasukkanku kerja, dengan
menyiasatiku pura-pura memintaku ke kendari untuk menemani sepupuku, uma.
Setidaknya aku berusaha untuk tidak membuat mereka kecewa dengan berusaha
bertahan dan mencoba bekerja seperti yang mereka inginkan. Walaupun pada
akhirnya aku tetap memutuskan akan berhenti, setidaknya aku sudah mencoba dan
melakukan sebaik yang aku mampu.
Tidak butuh waktu yang
lama, aku sudah mengerti dan mulai lancar mengerjakan tugasku. PakNicho juga
senang dengan hasil kerjaku yang cepat dan rapi. Bahkan untuk masalah
sertifikat (hasil analisa untuk client), Pak Nicho percayakan padaku untuk
mengedit,menyusun dan mengirimkannya ke client. Sampai-sampai aku yang disuruh
untuk membuatkan kontrak bila ada client yang baru. Aku mulai menikmati
kerjaanku itu. Tapi seberapapun aku menikmatinya, akan sangat berbeda ketika
yang aku lakukan sesuai dengan bidang ilmuku. Walaupun aku menikmati kerjaan
ini, dan sudah merasa nyaman dengan teman-teman kerja yang lain yang sebagian
besar adalah laki-laki dan hanya 3 perempuan termasuk aku, tapi aku tetap pada
pendirianku. Aku tetap akan berhenti bila masa kontrakku berakhir. Ibu dan Om
tidak tahu akan keinginanku berhenti bila masa kontrakku habis. Mereka pikir
aku betah saja dengan pekerjaanku.
Hingga ketika pertengahan
bulan Mei, dua pekan sebelum masa kontrakku habis. Aku memutuskan untuk
memberitahu Om. Aku menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikannya.
Sebelumnya aku sudah menelpon ibu dan bapak. Menyampaikan tentang keinginanku
yang berhenti bekerja dengan alasan aku tidak tidak bisa berlama-lama jauh dari
mereka. Dan karena pekerjaanku yang sangat jauh dari bidang ilmuku. Ibu dan
bapak tidak mempersoalkannya. Lega rasanya, setidakya aku sudah berusaha
mencoba bekerja.
Malam itu, saat Om sedang
duduk di teras depan, aku menghampiri dan memberitahukannya tentang keinginanku
berhenti bekerja, dan tidak ingin melanjutkan kontrakku. Dengan tenang beliau
menanyakan alasanku. Aku katakana bahwa aku rindu pada bapak dan tidak betah
berpisah dari mereka. Omku tersenyum dan mengatakan “Bagaimana kamu bisa
berhasil nantinya bila tidak sanggup jauh dari orangtua?”. Aku tidak peduli,
pokoknya aku sudah bulat untuk berhenti. Aku tidak ingin jauh dari orangtua. Om
memang tahu kalau aku sangat dekat dengan orangtuaku, khususnya kepada bapak.
Beliau paham akan alasanku, seorang anak yang memang tidak pernah sangat jauh
dari orangtuanya. Paling jauh pun ketika aku kuliah, hanya 4 jam perjalanan
jauhnya dari kampung halamanku. Akhirnya Om ku bilang “Kamu sudah bilang sama
Nicho?” aku bilang belum, karena kan sesuai kontrak memang aku hanya bekerja
selama 3 bulan. Tapi kata Om, aku harus tetap mengajukan surat permohonan
berhenti, agar kontrakku tidak diperpanjang. Lega rasanya mengetahui Omku tidak
kecewa dengan keputusanku tersebut.
Paginya, kusampaikan pada
Pak NIcho, beliau sangat terkejut. Sampai-sampai beliau menelpon Om ku untuk
memastikan alasanku berhenti. Awalnya Pak Nicho tidak ingin melepaskanku,
beliau merasa sulit menemukan penggantiku dalam waktu 2 pekan sebelum kontrakku
habis. Tapi keputusanku sudah bulat, tidak ada yang bisa mencegahku berhenti.
Walau pak nicho mengiming-imingiku dengan kenaikan gaji dan libur selama
sepekan untuk menemui orangtuaku, jika rindu pada orangtuamenjadi alasanku
untuk berhenti. Tapi aku sama seklai tidak peduli. Aku benar-benar ingin
berhenti. Karena takut aku tidak diizinkan berhenti, aku memaksa Omku dan
dengan memelas kukatakan pada beliau bahwa bagaimanapun caranya aku harus
berhenti.
Alhamdulillah, aku
diizinkan berhenti juga walau aku tahu, Pak Nicho agak sulit melepasku
(weleh…). Dengan syarat aku harus mempersiapkan salah seorang temanku yang
bekrja di sana untuk menggantiku sementara waktu hingga Pak Nicho menemukan
penggantiku.
Aku masih ingat hari itu,
27 Mei 2012.. Hari yang telah kutunggu, bahkan saat hari pertama bekerja (^_^).
Teman-teman kerja kaget, mengetahu kalau hari itu hari terakhirkubekerja.
Bahkan mereka sampai mengira kalau Pak Nicho yang tidak memperpanjang
kontrakku. Aku memang tidak memberi tahu alasaku yang sebenarnya kepada mereka
kenapa aku berhenti.
Walaupun sebelumnya, pengalamanku
bekerja merupakan konspirasi antara ibu, Om dan tante. Aku tetap merasa senang,
walau akungnya aku tetap tidak bisa betah bekerja di sana. Waktu 3 bulan
bekerja, memberikan banyak pengalaman dan ilmu, temanku pun bertambah.
Pengalaman kerja 3 bulan itu, bergaul dengan teman-teman di sana, bukanlah
waktu yang singkat untuk setidaknya ikut andil dalam caraku berpikir dan
melihat dunia. Ada dunia lain yang kudapat, yang selama ini tidak kutemukan
ketika masa kuliah ataupun ketika bersama orangtua. Tigabulan itu memberiku
pengalaman yang baru dan penuh arti.
Bukankah setiap rencana
ALLAH itu tidak ada yang sia-sia. Bahkan daun yang gugur, riak air, kepakan
kupu-kupu pun memiliki arti. Tidak ada yang terjadi dengan sia-sia.
Karena
rencana ALLAH SWT (melalui perantara konspirasi Ibu dan Om), aku pun dapat
mengatakan bahwa aku pernah ke Kendari.. ^_^